Pendidikan dan Pengajaran merupakan istilah yang sudah tidak asing kita dengar. Kedua kata tersebut sekilas mempunyai makna yang sama. Akan tetapi jika kita mencermatinya lebih lanjut, maka kita akan menemukan perbedaan yang mencolok diantara keduanya. Istilah pendidikan yang saya pahami lebih berorientasi kepada terbentuknya kepribadian peserta didik secara sempurna. Peserta didik dicetak untuk menjadi insan yang berakhlaq mulia dan berbudi luhur. Walaupun wawasan yang dimiliki peserta didik tidak begitu luas, peserta didik akan lebih dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Karena pendidikan lebih mengedepankan bagaimana peserta didik mampu memilki kepribadian yang baik.
Sedangkan istilah pengajaran yang saya pahami lebih beroriantasi bagaimana peserta didik dapat mempunyai pengetahuan yang luas. Peserta ajar lebih dituntut untuk bisa menguasai pelajaran yang sudah tertera dalam kurikulum. Setiap hari mereka belajar keras untuk dapat menguasai semua pelajaran yang diajarkan. Dalam pengajaran terkadang melupakan bagaimana peserta ajar dapat mempunyai kepbribadian yang baik. Tetapi mereka hanya berfikir bagaimana peserta ajar pandai dalam pelajaran. Kepandaian dalam hubungan sosial dan yang lainnya kurang begitu diperhatikan.
Dari sini mungkin kita mulai mempunyai gambaran yang jelas antara pendidikan dan pengajaran. Perbedaan yang mencolok terlihat pada titik tekan dari keduanya. Pendidikan menitikberatkan pada akhlaq atau kepribadian. Sedangkan pengajaran lebih menekankan pada kemampuan kognitif. Maka dari itu, hendaknya anak-anak kita tidak hanya kita berikan pengajaran. Akan tetapi ada hal yang lebih penting bagi mereka, yaitu pendidikan.
Pendidikan kami rasa akan lebih dapat dirasakan manfaatnya. Sekalipun anak tidak memiliki wawasan yang begitu luas. Tetapi jika mereka mempunyai akhlaq yang mulia, mereka akan mudah diterima di lingkungan masyarakat. Karena ahklaq yang mulia yang lebih dibutuhkan oleh masyarakat.
Sekarang banyak orang pandai yang menguasai berbagai bidang ilmu pengetahuan, akan tetapi tidak dibarengi dengan akhlaq yang mulia. Akhirnya banyak orang pandai yang akhlaknya kurang baik. Hal ini mungkin disebabkan pendidikan karena di negara kita masih menekankan pada pengajaran daripada pendidikan. Meskipun namanya lembaga pendidikan, tapi dalam praktiknya lebih mengedepankan proses pengajaran.
Fakta yang bisa kita lihat yaitu, ketika keberhasilan peserta didik hanya diukur dengan Ujian Akhir Nasional. Maka disini terlihat sangat jelas, bahwa pendidikan di negara kita masih berorientasi pada pada pengajaran. Ketercapaian kemampuan kognitif menjadi pertimbangan utama dalam kelulusan. Kepribadian, moral, dan akhlaq peserta didik tidak dipertimbangkan. Terlihat ketika Ujian Akhir Nasional berlangsung, peserta didik dibiarkan mencontek jawaban teman demi untuk mencapai kelulusan 100% dalam sebuah lembaga pendidikan. Bahkan sebagian guru memberikan jawaban dari pertanyaan yang ada di lembar ujian.
Peserta didik yang sudah lama kita ajarkan kejujuran, justru kita mencontohkan yang lain di saat-saat akhir tahapan pendidikan mereka. Sekali lagi, ini adalah bukti bahwa pendidikan kita masih belum mengedepankan penanaman akhlaq yang baik. Kalau kita masih belum percaya, mari kita melihat sisi yang lain. Para pejabat yang banyak melakukan korupsi merupakan produk dari pendidikan negara kita. Lagi-lagi kecerdasan intelektual tidak dibarengi dengan kecerdasan emosional, sosial, dan spiritual.
Sudah saatnya pendidikan ini dijalankan sebagaimana maksud dari kata pendidikan itu sendiri. Mencetak manusia yang berwawasan luas dan juga memilki kepribadian, moral, dan akhlaq yang baik. Tentunya hal ini menjadi tugas kita bersama. Mari kita melakukan perubahan yang lebih baik sesuai dengan kapasitas masing-masing. Dengan harapan pendidikan kita dapat menjadi lebih baik.
Semoga bermanfaat,,,
By: Muhammad Busro