Author: busromuhammad

BAHASA DAN KEKUASAAN

Image

A.    PENDAHULUAN

Bahasa merupakan praktik kekuasaan. Wacana dapat digunakan untuk memperbesar pengaruh kekuasaan. Wacana dapat menjadi sarana untuk memarjinalkan dan merendahkan kelompok yang tidak dominan dalam wacana. Melalui bahasa seseorang dapat ditampilkan secara baik ataupun buruk kepada khalayak. Bahasa tidak dimaknai sebagai sesuatu yang netral yang dapat mentransmisikan dan menghadirkan realitas seperti keadaan aslinya, melainkan ia sudah bermuatan kekuasaan.

Kesenjangan yang besar antara teks yang sangat mikro dan sempit dengan masyarakat yang luas dan besar. Di antara keduanya terdapat jarak atau celah untuk menghadirkan kekuatan-kekuatan dalam teks. Bahasa dijadikan alat untuk mendeteksi ideologi dalam teks.

Bagi kebanyakan orang, bahasa dan kekuasaan adalah dua bidang yang  tidak berhubungan. Pengamatan ini hampir benar manakala bahasa hanya direduksi sebagai tatabahasa dan kekuasaan hanya direduksi sebagai teori politik belaka. Dalam praktik sosial, semua itu akan kelihatan transparan.

Kekuasaan (power) itu pada intinya adalah pengaruh. Yakni proses mempengaruhi pihak lain agar sesuai dengan tujuan dari si pelaku (actor). Bila perlu upaya mempengaruhi itu dilakukan dengan paksaan, selain dengan usaha-usaha persuasive. Semakin kuat posisi seseorang dalam struktur kekuasaan, lebih-lebih kekuasaan formal dalam strkutur kenegaraan,maka kian kuatlah pengaruh itu untuk dimainkan sehingga setiap pihak akan berada dalam dominasi kekuasaannya.

Continue reading “BAHASA DAN KEKUASAAN”

KAMUS AL-AMTSILAH AT-TASRIFIYAH

KAMUS

Al-Amtsilah At-Tasrifiyyah

Arab – Indonesia

 

قاموس الأمثلة التصرفية

Disusun Oleh:

Muh. Busro (12720043)

 

Dosen Pengampu:

Dr. Torkis Lubis

 

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA ARAB

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG

JANUARI 2013


KATA PENGANTAR

 

Bismillahirahmanirrahim

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah yang telah memberikan segalanya bagi kita semua. Kenikmatan yang tidak akan mungkin bisa kita hitung. Sepatutnya kita mensyukuri nikmat ini yakni dengan menggunakannya untuk melakukan hal-hal yang senantiasa diridloi-Nya. Shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW. Juga kepada para keluarga, sahabat, tabi’in, tabi’it tabi’in, serta seluruh umat beliau yang senantiasa mengikuti ajarannya.

Dalam pengantar kamus kecil ini penulis akan menyampaikan beberapa hal, pertama tentang tujuan penyusunan kamus kecil ini. Tujuan penyusun dalam menyusun kamus ini adalah untuk memberikan kemudahan bagi para santri yang mempelajari ilmu shorof dengan menggunakan kitab Al-Amtsilah At-Tasrifiyyah. Baik santri yang belajar di pondok pesantren modern, salaf, atau di madrasah diniyah yang lain. Dengan mudah santri dapat mencari makna terjemah dari kosakata yang ada di kitab Al-Amstsilah Tasrifiyyah dalam kamus ini. Selain itu, kamus ini disusun untuk memenuhi tugas akhir semester mata kuliah Ilmu Ma’ajim  yang dibimbing oleh Bapak Dr. Torkis Lubis.

Kosa kata dalam kamus ini sepenuhnya diambil dari contoh-contoh yang ada dalam kitab  الأمثلة التصريفية . Kitab yang dikarang oleh Syeikh K.H Muhamamd Ma’sum Bin Ali  ini menerangkan tentang ilmu sharaf  yang dipelajari di Pondok-pondok Pesantren sama ada di Indonesia ataupun di Malaysia. Susunannya yang sistematis dan teratur, sehingga mudah difaham dan dihafal bagi para penuntut ilmu. kitab ini menjadi salah satu bidang study yang tetap dikaji. Di Indonesia kitab ini masyhur dengan julukan “Tasrifan Jombang”. Keagungan kitab ini tak hanya terletak pada ilmu sharaf. Bila diteliti ternyata memuat makna filosofi tinggi.

Sedangkan makna terjemah yang kami sajikan mengambil dari Kamus Arab-Indonesia Al-Munawwir, dan Kamus Al-‘Asyri. Kedua kamus tersebut merupakan kamus rujukan yang banyak dipakai dalam penerjemahan dari bahasa Arab ke bahasa Indonesia. Sehingga kami yakin akan kebenaran makna yang tercantum dalam kamus tersebut.

Adapun awal mula pembuatan kamus ini yaitu penyusun melihat begitu masyhur dan banyak yang menggunakan kitab الأمثلة التصريفية. Santri yang mempelajari kitab tersebut selain menghafal wazan dan mufrodat yang ada, tentunya mereka juga sangat perlu untuk mengetahui makna terjemah dari contoh-contoh yang ada di dalamnya. Sedangkan dalam kitab tersebut belum dilengkapi dengan makna terjemah. Inilah merupakan hal yang menarik bagi kami, sehingga kami tertarik untuk membuat kamus yang sederhana ini.

Dalam penuyusunan kamus ini, penuyusun menggunakan Nidzam Al-Faba’I Al-Khas (Sistem Alfabetis Khusus). Yang dimaksud sistem alfabetis khusus ini adalah sistem penyusunan urutan kata-kata dalam kamus berdasarkan huruf hijaiyah yang telah disusun oleh Nasr bin Ashim, yaitu urutan sejak alif, ba’, ta’, tsa’, dan seterusnya hingga huruf ya’ seperti yang kita kenal saat ini. Urutan alfabetis ini dianggap lebih mudah dan lebih popular di kalangan masyarakat, berbeda dengan urutan huruf yang berdasarkan makharij al-huruf  yang hanya dikenal orang-orang tertentu yang mengerti tentang ilmu qiraat (ilmu Tajwid).

Penyusun berharap, walaupun terlihat sangat sederhana, semoga kamus kecil ini dapat memberikan manfaat  bagi seluruh pengguna, serta memberikan sumbangan bagi perkembangan ilmu pengetahuan, khususnya bahasa Arab. Kami mohon saran untuk menjadikan kamus ini lebih sempurna lagi. Terimakasih.

Wallahu ‘alamu bisshawab.

Batu, 20 Januari 2012

Penyusun,

Muh. Busro

————>>>>Bagi yang ingin mendonwload filenya klik disini

PENDIDIKAN KARAKTER

1Pendidikan Karakter adalah istilah baru yang muncul akhir-akhir ini. Sebenarnya nilai dari pendidikan karakter sudah ada sejak dulu, akan tetapi sekarang rasanya perlu untuk ditekankan kembali. Hal ini mungkin karena kemerosotan karakter para peserta didik sudah begitu jauh. Mengenai kemerosotan karakter ini, banyak sekali fenomena yang bisa kita lihat. Diantaranya yaitu tawaran antar peserta didik, pergaulan peserta didik yang semakin bebas, dan masih banyak lagi yang lainnya.

Melihat kenyataan yang ada, tentunya kita tau bahwa karakter peserta didik saat ini jauh dari apa yang diharapkan. Dalam hal ini peserta didik tidak bisa disalahkan sepenuhnya. Ada kemungkinan ini juga berawal dari kurangnya perhatian guru dan orang tua. Untuk itu penanaman karakter pada peserta didik adalah tanggung jawab kita bersama. Orang tua tidak bisa memasrahkan pendidikan anaknya sepenuhnya kepada guru. Karena kita semua tau, bahwa keluarga atau orang tua mempunyai peranan yang sangat penting dalam penanaman karakter ini. Tanpa dukungan yang berarti dari keluarga, pendidikan karakter ini akan sulit untuk mencapai tujuannya. Disamping itu peran dari masyarakat tentunya juga tidak kalah penting. Lingkungan yang baik akan membawa pada hal yang baik.

Mari kita berupaya bersama dalam mensukseskan pendidikan karakter ini. Kemampuan kognitif saja tidak cukup bagi peserta didik. Karakter yang baik dan kuat akan mengantarkan kesuksesan peserta didik pada kehidupan bermasyarakat yang begitiu komplek. Tanpa bekal karakter ini, peserta didik nantinya akan mengalami kesulitan dalam memasuki kehidupan di masyarakat.

Sekali lagi, mari kita berupaya bersama membangun pendidikan yang berkarakter. Semoga wacana ini bermanfaat.

Wallahu a’lamu bis showab

Contoh RPP dan Silabus Bahasa Arab

cropped-cropped-cropped-wisuda12.jpg

Bagi teman yang butuh contoh dalam membuat RPP dan Silabus Bahasa Arab untuk tingkat MTs. Silahkan download filenya dibawah ini. Pilih sesuai dengan kebutuhan anda:

1. RPP Bahasa Arab MTs  Kelas 7

2. RPP Bahasa Arab MTs  Kelas 8

3. RPP Bahasa Arab MTs  Kelas 9

4. Silabus Bahasa Arab MTs Kelas 7

5. Silabus Bahasa Arab MTs Kelas 8

6. Silabus Bahasa Arab MTs Kelas 9

 

Analisis Kebutuhan Kurikulum

ANALISIS KEBUTUHAN KURIKULUM

BAB I

PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang

Kurikulum memegang kedudukan kunci dalam pendidikan, sebab berkaitan dengan penentu arah, isi dan proses pendidikan, yang pada akhirnya menentukan macam dan kualifikasi lulusan suatu lembaga pendidikan. Kurikulum menyangkut rencana dan pelaksanaan pendidikan baik dalam lingkup kelas, sekolah, daerah, wilayah maupun nasional. Semua orang berkepentingan dengan kurikulum, sebab kita juga termasuk komunitas dalam bidang pendidikan, baik dalam lembaga formal maupun informal. Kita selalu mengharapkan tumbuh dan berkembangnya anak, pemuda, dan generasi muda yang lebih baik, lebih cerdas, lebih berkemampuan. Kurikulum mempunyai andil yang cukup besar dalam melahirkan harapan tersebut.

Kurikulum mempunyai kedudukan sentral dalam seluruh proses pendidikan. Kurikulum mengarahkan segala bentuk aktivitas pendidikan demi tercapainya tujuan-tujuan pendidikan. Kurikulum juga merupakan suatu rencana pendidikan, memberikan pedoman dan pegangan tentang jenis, lingkup, dan urutan isi, serta proses pendidikan. Disamping kedua fungsi itu, kurikulum merupakan suatu bidang studi, yang ditekuni oleh para ahli atau spesialis kurikulum, yang menjadi sumber konsep-konsep atau memberikan landasan-landasan teoritis bagi pengembangan kurikulum berbagai institusi pendidikan.

Dalam kurikulum tentunya tidak terlepas dari berbagai kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan dalam kurikulum itu sendiri. Dalam makalah ini kami mencoba memfokuskan pembahasan pada analisis kebutuhan kurikulum.

Continue reading “Analisis Kebutuhan Kurikulum”

Antara Pendidikan dan Pengajaran

Pendidikan dan Pengajaran merupakan istilah yang sudah tidak asing kita dengar. Kedua kata tersebut sekilas mempunyai makna yang sama. Akan tetapi jika kita mencermatinya lebih lanjut, maka kita akan menemukan perbedaan yang mencolok diantara keduanya. Istilah pendidikan yang saya pahami lebih berorientasi kepada terbentuknya kepribadian peserta didik secara sempurna. Peserta didik dicetak untuk menjadi insan yang berakhlaq mulia dan berbudi luhur. Walaupun wawasan yang dimiliki peserta didik tidak begitu luas, peserta didik akan lebih dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Karena pendidikan lebih mengedepankan bagaimana peserta didik mampu memilki kepribadian yang baik.

Sedangkan istilah pengajaran yang saya pahami  lebih beroriantasi bagaimana peserta didik dapat mempunyai pengetahuan yang luas. Peserta ajar lebih dituntut untuk bisa menguasai pelajaran yang sudah tertera dalam kurikulum. Setiap hari mereka belajar keras untuk dapat menguasai semua pelajaran yang diajarkan. Dalam pengajaran terkadang melupakan bagaimana peserta ajar dapat mempunyai kepbribadian yang baik. Tetapi mereka hanya berfikir bagaimana peserta ajar pandai dalam pelajaran. Kepandaian dalam hubungan sosial dan yang lainnya kurang begitu diperhatikan.

Dari sini mungkin kita mulai mempunyai gambaran yang jelas antara pendidikan dan pengajaran. Perbedaan yang mencolok terlihat pada titik tekan dari keduanya. Pendidikan menitikberatkan pada akhlaq atau kepribadian. Sedangkan pengajaran lebih menekankan pada kemampuan kognitif. Maka dari itu, hendaknya anak-anak kita tidak hanya kita berikan pengajaran. Akan tetapi ada hal yang lebih penting bagi mereka, yaitu pendidikan.

Pendidikan kami rasa akan lebih dapat dirasakan manfaatnya. Sekalipun anak tidak memiliki wawasan yang begitu luas. Tetapi jika mereka mempunyai akhlaq yang mulia, mereka akan mudah diterima di lingkungan masyarakat. Karena ahklaq yang mulia yang lebih dibutuhkan oleh masyarakat.

Sekarang banyak orang pandai yang menguasai berbagai bidang ilmu pengetahuan, akan tetapi tidak dibarengi dengan akhlaq yang mulia. Akhirnya banyak orang pandai yang akhlaknya kurang baik. Hal ini mungkin disebabkan pendidikan karena di negara kita masih menekankan pada pengajaran daripada pendidikan. Meskipun namanya lembaga pendidikan, tapi dalam praktiknya lebih mengedepankan proses pengajaran.

Fakta yang bisa kita lihat yaitu, ketika keberhasilan peserta didik hanya diukur dengan Ujian Akhir Nasional. Maka disini terlihat sangat jelas, bahwa pendidikan di negara kita masih berorientasi pada pada pengajaran. Ketercapaian kemampuan kognitif menjadi pertimbangan utama dalam kelulusan. Kepribadian, moral, dan akhlaq peserta didik tidak dipertimbangkan. Terlihat ketika Ujian Akhir Nasional berlangsung, peserta didik dibiarkan mencontek jawaban teman demi untuk mencapai kelulusan 100% dalam sebuah lembaga pendidikan. Bahkan sebagian guru memberikan jawaban dari pertanyaan yang ada di lembar ujian.

Peserta didik yang sudah lama kita ajarkan kejujuran, justru kita mencontohkan yang lain di saat-saat akhir tahapan pendidikan mereka. Sekali lagi, ini adalah bukti bahwa pendidikan kita masih belum mengedepankan penanaman akhlaq yang baik. Kalau kita masih belum percaya, mari kita melihat sisi yang lain. Para pejabat yang banyak melakukan korupsi merupakan produk dari pendidikan negara kita. Lagi-lagi kecerdasan intelektual tidak dibarengi dengan kecerdasan emosional, sosial, dan spiritual.

Sudah saatnya pendidikan ini dijalankan sebagaimana maksud dari kata pendidikan itu sendiri. Mencetak manusia yang berwawasan luas dan juga memilki kepribadian, moral, dan akhlaq yang baik. Tentunya hal ini menjadi tugas kita bersama. Mari kita melakukan perubahan yang lebih baik sesuai dengan kapasitas masing-masing. Dengan harapan pendidikan kita dapat menjadi lebih baik.

Semoga bermanfaat,,,

By: Muhammad Busro